Disturbed Sanctuary #2

Anak lelaki bodoh itu akhirnya meminta maaf pada gadis berambut hitam si pemilik iguana. Alasan bodoh, mencerminkan kalau orangnya juga bodoh. Jelas saja akan kabur, orang waras mana yang dengan sengaja membuka kandang hewan peliharaannya, terutama yang masih baru? Hewan peliharaanmu akan lepas begitu saja. Kecuali kalau memang burung hantu itu dimaksudkan untuk mengirim surat. Namun gadis si pemilik iguana itu masih bisa menerima alasan anak laki-laki itu. Kalau aku jadi dia, mungkin sudah kumantrai anak laki-laki itu, batin Rigel.

Gadis itu mengajak iguananya berbicara. Seketika, raut wajahnya menjadi lembut saat berbicara dengan peliharaannya. Persis seperti raut wajah Callista yang melembut saat membantu Mère berkebun. Terlihat jelas kalau anak ini sangat menyayangi iguananya. Yeah, iguana memang keren. Hanya satu hambatan yang membuat Rigel enggan memelihara hewan: Dia tidak begitu suka melakukan pekerjaan mengurus hewan. Hewan-hewan di Palais du Noir semuanya bukan dia yang mengurus, melainkan para peri-rumahnya. Rigel hanya bermain dengan mereka sekali-kali.

Gadis itu mengucapkan terima kasih padanya dalam Bahasa Belanda. Lagi-lagi Rigel mengangkat alisnya. Mungkin gadis ini tidak mengira aku bisa berbahasa Inggris? Hm, bagaimana aku harus membalasnya? Dalam bahasa Belanda atau Inggris? Rigel bimbang sesaat. Tapi keluar juga kata-kata dari mulutnya.

"U bent welkom," katanya sambil tersenyum. Ekspresi lembut gadis itu saat berbicara dengan reptilnya masih terbayang dengan jelas di ingatannya. "Boleh aku tahu siapa namamu, Nona? Murid Hogwarts juga?" tanya Rigel.


Thread Disturbed Sanctuary, Diagon Alley, 1974, post ke-2.

Interaksi dengan Mikey Romanceheart dan Janette Blizzard (yang ikut banyak tapi Rigel hanya interaksi dengan kedua chara tersebut) Credits quote and some descriptions to those chara.

0 Comments:

Post a Comment



Newer Post Older Post Home